Selasa, 31 Januari 2012 0 komentar

Pendahuluan

Barangkali dia telah pergi, mungkin untuk kesekian kalinya aku mencari, dia tak akan ada lagi. Sepucuk surat terakhir yang ditinggalkannya nyaris setahun lalu masih tersimpan dalam tas hitam yang bahkan sudah tidak bisa ditutup lagi. Kubiarkan saja tas tersebut berada di atas lemari coklat di kamarku. Mungkin dia masih merasakan? Atau dia sendiri bahkan tidak ingat pernah memberiku surat tersebut? Surat yang menjadi satu-satunya bukti dia pernah ada? Mungkin tidak, tidak akan.

Aku berbaring, menatap tas tersebut. Memandang lebih dalam ke tas tersebut seakan aku bisa menembusnya. Mungkin aku sudah gila. Namun kenangan yang tersimpan di dalamnya tak pernah pudar, tak ikut pudar bersama dengan tulisan pensilnya. Tak ikut pudar bersama kertasnya yang telah menguning dan terlipat. 

Aku bangkit. Mengusap wajah, memejamkan mata dan melangkah keluar. Rasanya aku ingin menangis.
0 komentar

Iseng

ntar ya, ceritanya dulu gue suka banget buat cerita apa deh entah cerpen atau bahkan kerangka novel. Nah, berhubung itu dulu, gue mau coba buat lagi siapa tau masih bisa :D
Minggu, 29 Januari 2012 0 komentar

kertas buram

sehalus angin mengalir menembus dinding retak, patah, dan berhamburan
seringan udara yang kuhirup, menembus tubuhku, pikiranku dan keluar bersamaan dengan akalku
mungkin ku tak sekuat dulu, terkunci dalam peti berisi seribu kenangan
kubiarkan kertas putih berdebu, buram dan menguning sebagai tempatku curahkan masa lalu...

kini sebuah bayang menari dalam alamku
pucat keperakan, tak berwajah, sebagai jelmaan cahaya...
kubiarkan tanganku terulur jauh, menarik diriku, bahkan jika cahaya tersebut pergi

seperti sebuah kertas buram, kuperlu warna yang lebih terang untuk mengukir kata di atasnya
2 komentar

Euforia Hujan

puisi lama yg terlupakan -_- tapi gapapa deh menuhin postingan hehe

Kulihat titik air, terjatuh dari lengkungan langit bagai pedang air yg menusuk pilu
kulihat kaki-kaki kecil berlarian, memecah cermin air, menembus pedang...
kutau, tangisan mereka teredam, namun kini mereka tertawakan tangis bermain di antara pecah rintik air

inilah euforia hujan...
0 komentar

Biarlah Mengecil

Biarlah ku menjadi titik..
kecil, tak diperhatikan, dan mungkin dihapus...
Biarlah ku menjadi titik...
tak seukuran, tak sama, dan dibenci oleh yg lain

Biarlah aku mengecil...
menjadi sebuah lubang sempit dan gelap...

Kuyakin akan ada cahaya, sebuah cahaya yang terjatuh
entah bagaimana, memasuki kegelapan ini, merengkuh dan membawaku keluar

Untuk sementara, biarkan aku mengecil, tak berarti, dan pergi
 
;