sehalus angin mengalir menembus dinding retak, patah, dan berhamburan
seringan udara yang kuhirup, menembus tubuhku, pikiranku dan keluar bersamaan dengan akalku
mungkin ku tak sekuat dulu, terkunci dalam peti berisi seribu kenangan
kubiarkan kertas putih berdebu, buram dan menguning sebagai tempatku curahkan masa lalu...
kini sebuah bayang menari dalam alamku
pucat keperakan, tak berwajah, sebagai jelmaan cahaya...
kubiarkan tanganku terulur jauh, menarik diriku, bahkan jika cahaya tersebut pergi
seperti sebuah kertas buram, kuperlu warna yang lebih terang untuk mengukir kata di atasnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar