Selasa, 31 Januari 2012

Pendahuluan

Barangkali dia telah pergi, mungkin untuk kesekian kalinya aku mencari, dia tak akan ada lagi. Sepucuk surat terakhir yang ditinggalkannya nyaris setahun lalu masih tersimpan dalam tas hitam yang bahkan sudah tidak bisa ditutup lagi. Kubiarkan saja tas tersebut berada di atas lemari coklat di kamarku. Mungkin dia masih merasakan? Atau dia sendiri bahkan tidak ingat pernah memberiku surat tersebut? Surat yang menjadi satu-satunya bukti dia pernah ada? Mungkin tidak, tidak akan.

Aku berbaring, menatap tas tersebut. Memandang lebih dalam ke tas tersebut seakan aku bisa menembusnya. Mungkin aku sudah gila. Namun kenangan yang tersimpan di dalamnya tak pernah pudar, tak ikut pudar bersama dengan tulisan pensilnya. Tak ikut pudar bersama kertasnya yang telah menguning dan terlipat. 

Aku bangkit. Mengusap wajah, memejamkan mata dan melangkah keluar. Rasanya aku ingin menangis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;